sistem perkawinan itk
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Itik merupakan salah satu komoditas yang memiliki
potensi dan peran yang cukup strategis dalam penyediaan protein hewani yang
mudah didapat dan dengan harga terjangkau. Indonesiaan memiliki banyak jenis
itik yang sebagian besar populasinya berada di pedesaan dan sudah menyatu dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari. Untuk mendapatkan keberhasilan dalam
pengembangan itik maka peternak harus mempunyai suatu management khusus untuk
mandapatkan keberhasilan tersebut, dalam makalah ini saya mengambil cara
bagaimana sistem perkawinan pada itik sehingga dapat meningkatkan proses
perkembangbiakan pada itik. Sehingga agar bibit yang di hasilkan bagus sesuai
dengan yang di harapkan.
Sehubungan dengan
hal tersebut, Direktorat Pembibitan Ternak mengalokasikan anggaran pada Tugas
Pembantuan di provinsi/kabupaten/ kota untuk kegiatan pengembangan pembibitan
itik dengan menyertakan masyarakat/kelompok, yang dialokasikan dalam bentuk
dana Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK). Mekanisme pelaksanaan kegiatan
disajikan pada Lampiran 1. Dengan upaya peningkatan skala usaha dan
optimalisasi
penerapan cara
pembibitan ternak yang baik atau Good Breeding Practice (GBP), diharapkan
usaha pembibitan menjadi lebih ekonomis dan sistem perbibitan itik lebih baik. Dalam
rangka meningkatkan efektivitas penggunaan dana dan diterapkannya prinsip
perbibitan, maka disusun Pedoman Teknis Pengembangan Pembibitan Itik Tahun2012.
B.
Tujuan
Tujuan makalah ini yaitu :
a. Agar dapat mengetahui cara perkawinan pada itik
b. Untuk mengetahui proses perkembangbiakan pada itik
c.
Meningkatkan produksi dan produktivitas bibit
itik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Itik
Itik adalah sekelompok ternak unggas
yang mempunyai dua tipe pedaging dan petelur. Dengan jenis kelamin jantan
maupun betina, dengan lama pemeliharaan kurang dari 8
minggu yang dipelihara secara intensif untuk mendapatkan produksi daging yang optimal maupun telur yang optimal. Ternak itik mempunyai karakteristik-karakteristik sebagai
berikut;
1.
Daging gurih
dan juga lebih enak.
2.
Lebih tahan
terhadap penyakit.
3.
Pemeliharaan
yang relatif mudah di bandingkan ayam ras.
Mengingat
karakter iitk yang tersebut diatas, maka aspek budidaya yang perlu diperhatikan. Dengan tersebut dalam makalah ini saya akan
mempelajarilebih dalam pada sisitem perkawinan / pembibitan ternak itik. Dalam
setiap usaha budidaya, baik pertanian, perikanan maupun peternakan, bibit
merupakan salah satu faktor penting dalam keberlangsungan usaha. Tanpa adanya
bibit yang berkwalitas. Kontinuitas yag terjaga, dan jumlah yang mencukupi,
kegiatan beternak akan mengalami hambatan, artinya usaha pembibitan merupakan salah
satu segmen beternaka yng sangat penting, semakin berkembangnya usaha. Sehingga
kita perlu mengetahui bagaimana cara sistem perkawinan dari itik.
BAB III
PEMBAHASAN
Perkawinan
pada itik dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu perkawinan alami dan buatan,
perkawinan alami dilakukan dengan mencampurkan pejantn dan betina dalam kandang
koloni dengan perbandingan tertentu hingga betina menghasilkan telur fertile (
dapat di tetaskan). Teknik perkawinan alami masih banyak di terapkan peternakan
itik berbagai daerah di indonesia.
Sementara perkawinan buatan dilakukan dengan teknik kawin suntik (
inseminasi bauatan / IB ), pada kawin suntik tidak perlu ada pencampuran jantan
dan betina , dan proses perlakukan cross breeding
dan juga inbreeding, lebih mudah dan
terkontrol . cross breeding adalah perkawinan antar itik yang di silangkan guna
untuk meningkatkan kwalitas produksi ataupun perbaiakan genetik itik. Inbreeding
adalah perkawinan antar satu bangsa untuk meningkatkan kwalitas pada galur
tersebut atau juga di sebut perkawinan sedarah.
a.
Perkawinan
alami pada itik.
Kawin
alami pada itik sama dengan unggas lainya. Pada perkawinan alami, itik jantan
dan betiina di kandangkan dalam satu tempat atau koloni berbentuk kotak, pada
peternak tradisional 1 pejantan untuk 50 betina . namun perbandingan tersebut
terlalu longgar sehingga kwalitas DOD yang di hasilkan kurang baik. Untuk menghasilkan telur berdaya tetas tinggi
sex ratio atau per bandingan antara jantan dan betina adalah 1 : 10 atau
maksimal 1 : 20 artinya se ekor jantan mengawini kurang lebih 10 – 15 betina.
Namun lebih bagusnya lagi dengan perbandingan 1 : 10 maka angka fertilitas
telur akan tinggi mencapai 90 %.
b.
Kawin suntik
pada itik.
Kawin suntik pda itik di lakukan untuk
meningkatkan efisiensi pada peternakan. Pasalnya, jumlah pejantan yang di
butuhkan pada kawin suntik membuahi sejumlah betina lebih sedikit di bandingkan
jumlah pejantan yang di butuhkan pada kawin alami. Hal ini di karenakan biaya
pembelian atau perawatan pejantan menjadi kurang. Perbandingan nya kalau pada
kawin alami 1 : 10 namun kalau dengan kain suntik 1 pejantan bisa membuahi 20
ekor betina. Perbandinganya sekitar 2 kali lipat. Pada kawin suntik buatan
biasanya kebanyakan untuk memudahkan melakukan cross breeding dan juga
mengurangi inbreeding. Karena inbreeding akan mempengaruhi sel kekebalan pada
DOD.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Untuk mendapatkan produksi ternak itik kita dapat memilih 1 aspek yang sangat
berpengaruh dalam proses pemeliharaan itik. Dan juga kita bisa mandapatkan
individu baru dengan melakukan cross breeding.
B. Saran
Sebelum melakukan proses perkawinan pada ternak
itik kita harus mengetahui secara jelas dan valid, karena agar hasil yang kita
peroleh dapat maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Wakhid Abdul,
2010. Beternak & Bisnis. PT Agro Media Pustaka. Jakarta.
2.
Soesilo
Soekabari SE, 1987. Budidaya Ternak Unggas. Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan.
CASINO HOTEL, LA - JT Marriott LA Casino & Spa
BalasHapusWelcome to JT Marriott LA Casino & 충청남도 출장안마 Spa, located 정읍 출장안마 just south 춘천 출장안마 of LA Casino. With over 3,400 rooms and suites, including 1,200 of the hottest slots 오산 출장마사지 and most 상주 출장안마