PRAKTIKUM KIMIA DASAR
PERCOBAAN 6
ASAM DAN BASA


 







DisusunOleh :
Muhammad ArdiWiranata( C41120724 )
DosenPembina :
RohimatushShofiyah,S.Si,M.Si

MANAGEMEN BISNIS UNGGAS
PETERNAKAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2012

 
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  latar belakang

Klasifikasi asam dan basa di dasarkan pada karakteristik yang di tunjukan apabila dilarutkan ke dalam air. Asam mempunyai sifat antara lain memerahkan lakmus, mempunyai rasa asam, basa membirukan lakmus, pahit licin.
Teori asam dan basa sendiri telah di kemukakan oleh arhenius, Brosted – Lowry dan Lewis yang berisi bahwa asam adalah zat yang mengandung ion hiogen, sebagai donor proton, dan basa sendiri adalah zat yang mengandung hidroksida, aseptor proton .
Indikator umumnya adalah senyawa organik dengan berat molekul besar. Indikator dapat dibuat dari tanaman tergantung dari suasana larutan pH. Indikator dapat berdisosiasi.
      Suatu cara untuk mengetahui konsentrasi suatu reaktan berdasarkan volume larutan yang telah diketahui konsentrasinya. Cara sedemikian disebut dengan titrasi. Untuk mencari konsentrasi yang di titrasi.

1.2  Rumusan masalah
1.      Apakah dalam percobaan ini kita dapat mengetahui cara untuk mengetahui derajat keasaman suatu zat ?
2.      Apakah pada asam dan basa mempunyai manfaat dalam kehidupan sehari – hari ?

1.3  Tujuan penelitian
1.      Mempelajari perbedaan asam dan basa.
2.      Untuk menentukan tingkat kadar ph dari indikator alami maupun buatan.

1.4  Manfaatpenelitian
Dari penelitian/praktikum kali ini kita akan mengetahui macam-macam cara untuk mengetahui derajat keasaman dan kandungan Ph dari suatu indikator yang di pakai baik dari indikator alami maupun buatan.
























BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan pustaka
           
Sekitar tahun 1800, banyak kimiawan Prancis termasuk Antoine Lavoisier secara keliru berkeyakinan bahwa semua asam mengandung oksigen. Lavoisier mendefinisikan asam sebagai zat mengandung oksigen karena pengetahuannya akan asam kuat hanya terbatas pada asam-asam okso dan karena is tidak mengetahui komposisi sesungguhnya dari asamasam halida, HCI, HBr, dan HI.
Senyawa asam-basa sudah dikenal sejak zaman dahulu sebelum ilmu kimia lahir. Senyawa asam-basa merupakan salah satu kelompok elektrolit yang berperan dalam reaksi kimia. Suatu asamdapat berupa zat padat, cairan atau gas.Pada tahun 1777, Antoine Laurent Lavoiser menerangkan bahwa semua asam mengandungoksigen. Kemudian pada tahun 1810, Sir Humph Davy mengemukakan bahwa unsur hydrogendan oksigen yang dimiliki asam.Pada tahun 1884, S.A Arrehenius mengemukakan teori ion dan meberikan defenisi asam basasebagai berikut:Asam: zat yang jika dilarutka ke dalam air akan menghasilkan ion hidorogen (H+) Basa: zat yang jika dilarutkan kedalam air akan menghasilkan ion hidroksida (OH-) Teori ini disempurnakan oleh Bronsted-Lowry karena menganggap teori Arrhenius hanyaberlaku pada air, maka Broensted-Lowry memberikan definisi:Asam: suatu zat yang memberikan proton ion hydrogen (H+) pada zat lain.Basa; suatu zat yang menerima proton dari asam.Teori ini juga kurang sempurna karena hanya berbicara soal pertukaran proton. G.N Lewismelanjutkan konsep asam-basa.Asam: suatu zat yang dapat menerima sepasang electron untuk membentuk ikatan kovalenBasa: suatu zat yang dapat memberikan sepasang electron pada pembentukan sebuah ikatankovalen.

BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

2.1  peralatandanbahan
2.11 Peralatan





1.      Tabung reaksi
2.      Rak tabung
3.      Beaker glass
4.      Pipet tetes
5.      Penangas air
6.      Bunsen


2.12  Bahan
1.      KI 0,1 M
2.       tio 0,1 M
3.      Amylum 10 % .
4.      Aquadest
5.      Kalium pirodisulfat 1M
6.      HCL

2.2  Prosedur kerja
1.      Memakai alat pelindung diri seperti masker, jas lab, sarung tangan.
2.      Menyiapkan peralatan dan bahan
3.      Mengecek ulang apakah peralatan sudah semua ada.
4.      Mendengarkan dosen memberikan pengarahan
5.      Melakukan observasi
6.      Mencatat semua apa yang telah di amati.
7.      Apabila praktikum telah selesai cek semua peralatan sudah lengkap, kembalikan ketempat semula jangan lupa cuci terlebih dahulu peralatan yang baru digunakan
BAB 4
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Data
4.11 Perubahan warna indikator pada keadaan asam, basa netral .
5 ml HCL                              5 ml CH3 CooH      5 ml                       5 ml NaHC03

        1      2      3             4      5     6            7      8     9            10     11    12
Indikator 
mm (methyl merah)     = 1,4,7,10
pp (phenoptaline)        = 2,5,8,11
mj (methyl jingga)       = 3,6,9,12

Setelah di lakukan percobaan
φ       Indikator mm
§  Tab 1 = Hcl + 4 tetes mm mengalami perubahan warna menjadi putih  dan juga merah terang dengan pH = 6 ( asam)
§  Tab 4  = CH3COOH + 4 tetes mm mengalami perubahan warna menjadi putih  dan juga merah cerah dengan pH = 6 ( asam)
§  Tab 7 = NaOH + 4 tetes mm mengalami perubahan warna menjadi putih  dan juga kuning cerah dengan pH = 8 ( basa )
§  Tab10 = NaHCO3 + 4 tetes mm mengalami perubahan warna menjadi putih  dan juga kuning cerah dengan pH = 8 ( basa)

φ       Indikator pp ( phenoptaline )
§  Tab 2  = Hcl + 4 tetes pp mengalami perubahan warna menjadi putih tetap dengan pH = 8 ( basa)
§  Tab 3  = NaOH+ 4 tetes pp mengalami perubahan warna menjadi putih  dan juga ungu cerah.
§  Tab 5  = CH3COOH + 4 tetes pp mengalami perubahan warna menjadi putih tetap dengan pH = 8 ( basa)
§  Tab 11 = NaHCO3 + 4 tetes pp mengalami perubahan warna menjadi putih  dan juga ungu cerah dengan.


4.12 Perubahan indikator dari bunga
Indikator alami dengan menggunakan bunga mawar , kanthil, melati. 
No
Bunga mawar (Warna)
pH
No
Bunga melati (Warna)
pH
1.
Merah jingga
1
1.
Kuning pucat
1
2.
Merah jingga
2
2.
Kuning pucat
2
3.
Merah pucat
5
3.
Kuning pucat
6
4.
Merah pucat
6
4.
Kuning pucat
6
5.
Merah anggur
10
5.
Kuning
10
6.
Merah kebiruan
11
6.
Kuning padat
11
7.
Merah tua
12
7.
Kuning padat
12


No
Bunga kanthil (Warna)
pH
1.
Coklat muda 
2
2.
Coklat muda
2
3.
Coklat muda
5
4.
Coklat muda
6
5.
Coklat
10
6.
Coklat
11
7.
Coklat pucat
12


φ       Tetrasi
NaOH 0,01 N
Aquadest 50 mlm+ 20,6 ml + 30 ml + 27 ml = 101,1 ml
HCL = asam kuat yang kurang dari 5 kalau lebih dari 5 asam lemah.
NaOH + CH3COOH          CH3 COO Na + H20
4.2  Pembahasan
 1. Derajat keasaman (pH)  
Untuk air murni pada temperatur 25 °C :
[H+] = [OH-] = 10-7 mol/L
Sehingga pH air murni = – log 10-7 = 7.
 Jika pH = 7, maka  larutan bersifat netral
Jika pH < 7, maka larutan bersifat asam
Jika pH > 7, maka larutan bersifat basa
Pada temperatur kamar : pKw = pH + pOH = 14

2. Asam Kuat 

Disebut asam kuat karena zat terlarut dalam larutan ini mengion seluruhnya (α = 1). Untuk menyatakan derajat  keasamannya, dapat ditentukan langsung dari konsentrasi asamnya dengan melihat valensinya.

3. Asam Lemah 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiD5x-mu0Pur8c7olZJ4sg1vHAX66DbRQx3UUM5-wOSkNkur6jr2Kc8EwjuQeJnLQmDkOsrxDCEHgwbAD_YQVFMizVBqRe2ZA_z27_olJxch1Vcs414txWkO4M8G_JiKuf_lcO-A5-A0Lo/s320/ASAM+BASA+7.pngDisebut asam lemah karena zat terlarut dalam larutan ini tidak mengion seluruhnya,    α ≠ 1, (0 < α < 1). Penentuan besarnya derajat keasaman tidak dapat ditentukan langsung dari konsentrasi asam lemahnya (seperti halnya asam kuat). Penghitungan derajat keasaman dilakukan dengan menghitung konsentrasi [H+] terlebih dahulu dengan rumus :
Ca = konsentrasi asam lemah
Ka = tetapan ionisasi asam lemah

4. Basa Kuat 
Disebut basa kuat karena zat terlarut dalam larutan ini mengion seluruhnya (α = 1). Pada penentuan derajat keasaman dari larutan basa terlebih dulu dihitung nilai pOH dari konsentrasi basanya.

5. Basa lemah 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbDUb4dzWU9FZ2Hc-eWaK-mzOso1HUo_AP8HPsPiWEg33kGk7Ys6_WDsUy7iuZKYSimCw39SOpj1-I1KnEQrVUdVXxeUgZZcey08aOUYSMYbFkL5pX86ABz0ASuWcdgWP1I4mL14H4OVw/s320/ASAM+BASA+8.pngDisebut basa lemah karena zat terlarut dalam larutan ini tidak mengion seluruhnya,    α  ≠ 1, (0 <  α < 1). Penentuan besarnya konsentrasi OH- tidak dapat ditentukan langsung dari konsentrasi basa lemahnya (seperti halnya basa kuat), akan tetapi harus dihitung dengan menggunakan rumus : 

di mana, Cb = konsentrasi basa lemah
Kb = tetapan ionisasi basa lemah

C. Asam dan Basa dapat Dibedakan dari Rasa dan Sentuhan 
Asam mempunyai rasa masam. Rasa masam yang kita kenal misalnya pada beberapa jenis makanan seperti jeruk, jus lemon, tomat, cuka, minuman ringan (soft drink) dan beberapa produk seperti sabun yang mengandung belerang dan air accu (Gambar 13). Sebaliknya, basa mempunyai rasa pahit. Tetapi, rasa sebaiknya jangan digunakan untuk menguji adanya asam dan basa, karena beberapa asam dan basa dapat mengakibatkan luka bakar dan merusak jaringan.

Seperti halnya rasa, sentuhan bukan merupakan cara yang aman untuk menguji basa, meskipun kita  telah terbiasa dengan sentuhan sabun saat mandi atau mencuci. Basa (seperti sabun) bersifat alkali, bereaksi dengan protein di dalam kulit sehingga sel-sel kulit akan mengalami pergantian. Reaksi ini merupakan bagian dari rasa licin yang diberikan oleh sabun, yang sama halnya dengan proses pembersihan dari produk pembersih saluran.

3.      Tetarasi
Tetrasi digunakan untuk mengetahui konsentrasi yang di titrasi.
M =   0,01 N = 0,01 M
NaOH    0,01 M = M =  
N = 1,011 . 10-3 mol














BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan

        Dari kegiatan praktikum diatas saya dapat menyimpulkan bahwasanya tingkat keasaman pada suatu zat itu akan sangat di pengaruhi dari jenis zat tersebut dan angka keasaaman dan basa menunjukan angka 5 menandakan netral.

5.2 Saran

        Dalam kegiatan suatu praktikum hendaknya di breakdown dengan jelas agar tidak menimbulkan simpang siurnya dalam kegiatan praktikum, sehingga dapat mengganggu dalam kegiatan praktikum. Dan setelah praktikum seharusnya dosen melakukan briefing praktikum yang di lakaksanakan.

















Daftar pustaka


1.      Anonim, 2011, BKPM Kimia Dasar, Politeknik Negeri Jember, Jember
2.      http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_xi/kekuatan-asam-dan-basa/
3.      http://www.smkn1bandung.com/modul/adaptip/adaptif_kimia/larutan_asam_dan_basa.pdf









SKEMA KERJA








 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

contoh proposal pemeliharaan ayam skala 600 ekor ardi MBU POLIJE

pengertian parasitologi < peternakan POLIJE MBU >

sterilisasi dan pembuatan medium